KORBAN BERDARA WEST PAPUA, OPTIMIS MELAWAN PENINDASAN KOLONIALISME

Doc:korban pembunuhan dan penganiayaan.

Dalam pemerintahan NKRI terlebih khusunya di West Papua jaminan hukum dalam HAM maupun yang menjamin Humkumnya tidak menjamin dari negara 100% bagi orang asli West Papua itu sendiri,

Dari sejak Operasi militer Indonesia perdana di Papua pada 1965 telah menewaskan puluhan warga sipil. Sesudahnya, perlawanan dan kekerasan tak pernah surut. Ada pula beberapa insiden menewaskan warga sipil di Papua sebagai berikut: Biak Berdara pada, 6 Juli 1998, Wasior Berdara pada, 13 Juni 2001, Wamena Berdara pada, 4 April 2003, Paniai Berdara pada, 8 Desember 2014, dan ada juga tragedi menelang korban jiwa lainnya yang terjadi di atas tanah Papua.

Dari tahun ke tahun di atas tanah Papua banyak menelang korban entah, korban FISIK maupun NON FISIK, dalam hal ini korban Fisik: di Bantai, di Pukul, di Siksa, bahkan di Bunuh & di iris tidak manusiawi. dan Korban Non Fisik: di Caci maki, Meludahi, dan di bilang orang Papua itu Monyet, asal kata Monyet : seorang Guru di sampaikan pada muridnya, di SMA YPK KRISTEN WAMENA pada, 23 September 2019 di Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua.

Kedua tragedi di atas semuanya menyaksikan dengan mata kepala sendiri maka, susa untuk melupakan karna tragedi seperti itu jadi luka BATIN yang mendalam, apa lagi di bunu dan di bantai depan mata, tidak akan perna melupakan sampai kapan pun.

Luka fisik bisa mengobati karna ada banyak Dokter Spesialis, namun luka Batin Rakyat West Papua tak seorang pun tidak dapat mengobati_Nya, karna tidak ada Dokter Luka Batin di Dunia ini. Yang bisa mengobati “LUKA BATIN RAKYAT WEST PAPUA” terkecuali Tuhan menghendaki melalui PBB mengakui bahwa Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) melepaskan sebagai Negara yang merdeka, keluar dari bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu sendiri .

Jika memang tidak mengakui maka, Rakyak WEST PAPUA tidak akan Perna lupa karna Dari tragedi, ke tragedi kejadiannya di depan maka kepala sendiri, apa lagi Negara NKRI mengambil tindakan melalui Militerisme, sehingga Rakyak Papua tetap pada posisi melawan penindasan di atas Negri_Nya sendiri.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai